Showing posts with label business. Show all posts
Showing posts with label business. Show all posts

Monday, June 25, 2012

KACANG HIJAU, KOMODITAS PALAWIJA ANDALAN KABUPATEN JOMBANG MASA DEPAN

Kacang Hijau atau nama Latinnya Vigna radiata atau nama lainnya mung bean, green bean, green gram, golden gram, green soy mongo, munggo, monggo, merupakan salah satu jenis kacang-kacangan yang berasal dari Asia Selatan (Banglades, India, dan Pakistan). Sekarang komoditas ini sudah dibudidayakan di seluruh kawasan tropis di dunia. Jenis kacang ini disebut kacang hijau, karena kulit bijinya berwarna hijau. Meskipun sebenarnya ada varietas yang kulit bijinya berwarna merah kecokelatan {red mung bean). Meskipun kulit bijinya bukan berwarna hijau, tetap saja namanya kacang hijau. Varietas kacang hijau yang dibudidayakan di Indonesia, hanya yang berkulit biji hijau. Kacang hijau adalah tema semusim/ dengan sosok mirip tanaman kedelai.
Sebagai komoditas kacang-kacangan, kacang hijau termasuk genus Vigna, komoditas ini masih satu genus dengan kacang bogor (Vigna subterranea), kacang asuki atau kacang merah (Vigna angularis), kacang panjang ( Vigna ungulculata sub spesies sesquipedalis), dan kacang tholo kacang tunggak, (Vigna unguiculata sub spesies ungulculata). Salah satu perbedaannya, polong kacang bogor tumbuh di dalam tanah seperti halnya kacang tanah (Arachis hypogaea). Sementara kacang panjang, kacang asuki, dan kacang tunggak tumbuh merambat (membelit). Seperti halnya kedelai, kacang hijau tumbuh tegak, hingga tidak perlu ajir sebagai tiang panjatan, dan polongnya tumbuh di atas permukaan tanah.
Kacang hijau bisa tumbuh subur di daerah Tropis dengan ketinggian 250 m- 500 m diatas permukaan laut. Kacang hijau ditanam pada awal musim penghujan, atau bersamaan dengan penanaman jagung setelah tanam padi berakhir (pada sawah tadah hujan). Budidaya kacang hijau pada awal musim penghujan, akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman kurang baik. Sementara intensitas serangan hama ulat juga cukup tinggi. Kacang hijau sudah bisa dipanen sekitar tiga bulan sejak penanaman. Beberapa varietas unggul kacang hijau, sudah bisa dipanen pada umur 2,5 bulan setelah tanam. Beberapa varietas unggul kacang hijau yang sudah dilepas oleh Menteri Pertanian antara lain Arto Ijo, Bakti, Manyar, Merak, No. 129, No. 119, Slwalik, Walet, Betet, dan Parkit. Dari 10 varietas tersebut, hanya empat varietas yang paling banyak dibudidayakan petani, yakni walet, manyar, merak dan No. 129.
KOMODITAS KACANG HIJAU DI KABUPATEN JOMBANG.
Wilayah Kabupaten Jombang mempunyai letak geografi antara 5.20° - 5.30° Bujur Timur dan antara :7.20′ dan 7.45′ lintang selatan dengan luas wilayah 115.950 Ha atau 2,4 % luas Propinsi Jawa Timur.(Wikipedia). Keadaan iklim khususnya curah hujan di Kabupaten Jombang yang terletak pada ketinggian 500 meter dari permukaan laut mempunyai curah hujan relatif rendah yakni berkisar antara 1750 - 2500 mm pertahun. Sedangkan untuk daerah yang terletak pada ketinggian lebih dari 500 meter dari permukaan air laut, rata-rata curah hujannya mencapai 2500 mm pertahunnya. (Wikipedia).
Dengan keadaan geografis seperti diatas wilayah Kab. Jombang sangat cocok bila digunakan untuk penanaman kacang hijau. Selama ini komoditi andalan Kab Jombang adalah padi,tebu, jagung serta kacang tanah, . Kacang hijau menempati posisi ke-5 setelah kacang tanah. Tahun 2006 Kab. Jombang hanya mampu menghasilkan 48 ton kacang hijau( Sumber data Dinas Kab Jombang 2008), padahal kebutuhannya mencapai 65 ton per tahun, sehingga harus dicukupi dari daerah lain.
Selama ini kendala utama yang dihadapi petani dalam menanam kacang hijau adalah :
1. Hama ulat yang sangat intensif menyerang tanaman ini mulai dari beberapa minggu setelah tanam, sampai panen. Penulis bahkan mengetahui sendiri kacang hijau yang baru dipanen dari sawah, kemudian dijemur, ulatnya sangat banyak jumlah maupun jenisnya. Selama ini sudah ada beberapa pestisida yang bisa menanggulangi hama ulat tersebut, tetapi dampak yang ditimbulkan tidak jarang bukan hanya ulatnya saja yang mati, tetapi tanamannya juga mati. Beberapa petani ada yang mencoba dengan melepaskan beberapa unggas mereka terutama ayam kampung ke areal persawahan. Ini juga tidak menyeleseikan masalah karena unggas tidak hanya memakan ulat tetapi juga memakan kacang kedelai yang hampir panen.
2. Harga kacang hijau selama 5 tahun terakhir ini cenderung tidak ada peningkatan, kalaupun meningkat hanya sekitar Rp1.000/ kg. Padahal harga benih, pupuk, pestisida meningkat drastis.
Dua hal diatas merupakan kendala utama yang dihadapi petani Kacang hijau, sehingga produksinya dari tahun ke tahun tidak sebanyak padi maupun tebu. Padahal Komoditas ini menjadi sangat strategis dikembangkan, karena nilai gizinva yang tinggi. Pada kacang hijau terdapat zat protein, karbohidrat, vitamin serta kaya serat. Kacang hijau bisa diolah menjadi berbagai jenis makanan olahan, misalnya: onde- onde, bubur kacang hijau, mie sun, maupun tepung hungkwe.
Salah satu potensi kacang hijau yang masih bisa kita kembangkan adalah, sebagai bahan baku tahu dan tempe. Tahu kacang hijau akan lebih tinggi kualitas dan nilainya dibanding tahu kedelai. Kualitas tempe kacang hijau pun juga akan lebih tinggi dibanding dengan tempe kedelai. Apabila sedikit demi sedikit kacang hijau bisa menjadi substitutor kedelai, maka angka impor kedelai pun bisa sedikit demi sedikit ditekan.
Semoga Pemerintah maupun Ilmuwan dalam bidang Biologi berhasil menemukan solusi untuk kedua masalah diatas sehingga produktifitas kacang hijau bisa menjadi lebih optimal.

Strategi Penyelesaian Krisis Pangan (Pertanian) di Indonesia

Merencanakan strategi untuk menyelesaikan permasalahan pangan yang dihadapi Indonesia sangat penting mengingat :
1. Pangan merupakan hal fundamental yang dibutuhkan manusia untuk menunjang kelangsungan hidupnya.
2. Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus 2010 mencapai 237,6 juta jiwa atau 3,5 juta lebih dari prediksi sebelumnya. Ledakan jumlah penduduk ini membawa konsekuensi luas, terutama pada kewajiban pemerintah menyediakan pangan, permukiman, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, dan fasilitas dasar lain yang dibutuhkan masyarakat .
3. Kebutuhan pangan dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan ledakan jumlah penduduk yang terus meningkat. Jika tidak diselesaikan secara strategis dan jangka panjang, maka akan terjadi krisis multi dimensi yang sifatnya konstruktif.
4. Model pemecahan permasalahan pangan yang dilakukan Pemerintah saat ini tidak efektif dan sifatnya jangka pendek.
Model Pemecahan masalah
Terdapat dua model pemecahan masalah untuk menyelesaikan krisis pangan dan masing-masing model tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya. Model pertama ialah pemecahan masalah yang sifatnya pragmatis atau pemecahan masalah yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan yang sifatnya mendesak, tanpa mengkalkulasikan implikasi jangka panjang. Hal yang disoroti dalam model ini ialah pada aspek urgensi pemenuhan kebutuhan, tetapi sangat minimal dalam memeta potensi-potensi sumber daya internal yang bisa dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan. Paradigma dalam model ini ialah pemenuhan kebutuhan sangat mendesak dan tidak ada waktu untuk memikirkan potensi-potensi internal lebih dalam, sehingga yang dipeta adalah sumber daya mana yang sudah tersaji yang bisa langsung dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan. Paradigma model pemecahan masalah ini dipakai oleh Pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan Beras. Beberapa pekan yang lalu Pemerintah Indonesia melakukan Impor beras dari Vietnam dan India untuk memenuhi kebutuhan beras nasional. Kebijakan impor ini dilakukan karena terdapat permasalahan produksi pertanian dalam negeri yang berimplikasi pada terbatasnya kapasitas produksi yang tidak sebanding dengan permintaan pasar. Kekurangan dari model ini jika diterapkan dalam jangka panjang ialah tumbuhnya ketergantungan terhadap negara penghasil sumber daya dan hal ini berimplikasi pada politik (Politik Ekonomi).
Model pemecahan masalah yang kedua adalah model pemecahan masalah filosofis atau jangka panjang. Penekanan model ini adalah pada kuatnya analisis terhadap potensi-potensi internal dan adanya upaya pengembangan potensi – potensi tersebut untuk memenuhi kebutuhan. Model yang kedua ini lebih mengusung pada upaya kemandirian dalam memenuhi kebutuhan. Bagaimana suatu negara bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhan masyarakatnya dengan cara mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam ruang lingkup negaranya, baik itu potensi SDA maupun SDM. Kelebihan dari model yang kedua ini ialah kuatnya negara (mandiri) dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan bersifat jangka panjang. Titik tekan model kedua ialah pada upaya pengembangan potensi sumber daya. Membutuhkan waktu untuk melakukan pengembangan. Kebutuhan waktu yang cukup panjang dan sumber daya lain untuk menunjang pengembangan sumber daya menjadi kelemahan pada konteks kebutuhan yang mendesak. Kelebihan metode ini jika pada konteks negara berkembang ialah pada proyeksi masa depan yang mampu menjadikan negara menjadi mandiri, lepas dari ketergantungan terhadap asing dalam memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Model pemecahan masalah yang sifatnya filosofis jika dikontekskan pada masalah pangan (pertanian) adalah pengintegrasian sistem pertanian dari proses produksi sampai distribusi dengan berbasis kualitas. Misalnya dalam proses produksi, bagaimana penggunaan pengetahuan dan alat-alat modern untuk mengolah lahan pertanian. Banyak variabel pembangunan yang harus diperhatikan hubungan sistemiknya, sehingga menjadi formula pembangunan yang ideal.
Alternatif Solusi
Dari model pemecahan masalah yang dijelaskan secara umum di atas ditegaskan ada dua model pemecahan, yaitu yang sifatnya mendesak (pragmatis) dan jangka panjang (filosofis) dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing dalam menyelesaikan masalah. Pemecahan masalah hendaknya mengasumsikan penyelesaian yang sifatnya jangka pendek dan jangka panjang. Dalam menyelesaikan masalah krisis pangan, penulis memakai kombinasi dua model pemecahan masalah di atas dengan landasan untuk mereduksi dan menutupi kekurangan dari masing-masing model pemecahan. Jangka pendek yang tidak memikirkan dampak jangka panjang, begitu juga sebaliknya. Untuk menegaskan strategi kombinasi model tersebut perlu kiranya kita memeta kondisi indonesia secara umum sebagai pijakan untuk melakukan prosentase dari masing-masing model pemecahan tersebut. Indonesia merupakan negara dengan brand image negara agraris. Kekayaan alam yang melimpah, tanah yang subur, curah hujan yang baik. Hal tersebut membuktikan bahwa indonesia memiliki modal yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan secara mandiri ke depannya. Permasalahan SDM yang menjadi kendala yang cukup besar. Ketidak mampuan SDM dalam mengelola potensi kekayaan alam indonesia berimplikasi pada minimnya produksi pangan indonesia. Kebutuhan pangan yang mendesak yang disebabkan oleh ledakan penduduk yang kurang produktifnya proses produksi pangan di indonesia menjadi asumsi bahwa Indonesia harus mengambil kebijakan impor dalam jumlah yang terbatas. Orientasi impor hanya untuk memenuhi kebutuhan unsich. Punya batas waktu dan kuota. Model pemecahan masalah yang sifatnya filosofis yang berbasis pada upaya pengembangan potensi-potensi sumber daya internal sangat ditekankan. Model pemecahan masalah filosofis harus memiliki acuan masalah yang jelas. Objek mana yang hendak dipecahkan dengan model seperti ini. Untuk itu pembukaan konstruksi pangan di indonesia harus dilakukan. Jika dilihat, struktur pemenuhan pangan di Indonesia, bahwa kebutuhan pangan banyak ditunjang dari Desa sebagai daerah yang menghasilkan pertanian (Sayur, Buah, Beras, Gula, dls). Desa merupakan basic perekonomian nasional. Desa menunjang kebutuhan orang-orang Desa dan Kota. Permasalahan yang terjadi ialah banyak orang yang tidak tertarik dengan desa karena kurang begitu prospek secara ekonomi dan mobilitas, sehingga banyak orang memilih urbanisasi. Dampaknya desa sebagai lumbung pangan ditinggalkan. Implikasi besarnya ialah krisis pangan.
Revitalisasi Desa
Berpijak pada model pemecahan masalah yang sifatnya filosofis. Sedangkan kajian kita sudah jelas, yaitu desa. Rumusan masalah dalam mengatasi krisis pangan yang sifatnya jangka panjang adalah bagaimana melakukan revitalisasi desa? Revitaliasi berarti proses, cara, dan perbuatan menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang terberdaya . Dengan mengelola desa dengan baik sehingga orang tertarik ke desa dan menghidupkan ekonomi pedesaan yang berbasis agraris menghasilkan pangan. Konseptualiasi Revitalisasi sendiri perlu didalami lagi dengan matang. Prinsip yang penulis tawarkan untuk dijadikan pijakan dalam revitalisasi ialah,
1. Orientasi revitalisasi pada produktifitas pangan
2. Produksi yang berbasis pengetahuan dan teknologi modern
3. Pengaturan yang baik terhadap segala kegiatan ekonomi (distribusi, investasi) dengan dasar pemerataan
4. Pembangunan infrastruktur (jalan, pusat pendidikan, pusat riset, dls)
5. Arus informasi yang berjalan baik
Gambaran dari prinsip-prinsip tersebut ialah bagaimana menciptakan Desa modern yang kuat dalam ekonomi pertanian yang didukung oleh pengetahuan, teknologi modern dan infrastruktur yang menunjang dalam produksi dan distribusinya. Desa modern ini kelak menjadi penunjang pangan bagi wilayah lainnya.

Kopi Luwak Probiotik temuan peneliti dari balai pengkajian teknologi pertanian atau BPTP Bali

Seorang peneliti di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian atau BPTP Bali, Ir. Suprio Guntoro, menemukan kopi luwak probiotik. Selain jumlah produksi bubuk kopi tidak terbatas, kopi luwak probiotik dipercaya akan melindungi populasi luwak.
Pada proses produksi kopi luwak secara alami, bubuk kopi diperoleh dari biji kopi yang digiling setelah dijemur dan disangrai. Uniknya, biji kopi itu sebelumnya diperoleh lewat proses pencernaan alami binatang luwak (Paradoxurus hermaphroditus) yang memakan buah kopi. Sementara itu, pada kopi luwak probiotik temuan Guntoro, biji kopi dihasilkan dari buah kopi matang yang dipetik dan dipilih, lalu difermentasikan secara khusus dengan mikroba probiotik dari usus halus dan usus buntu binatang luwak. Sangat berbeda dengan proses alaminya.
“Jadi, kopi luwak probiotik ini dihasilkan dengan mengadopsi proses pencernaan binatang luwak. Mikroba probiotik itu adalah hasil dari isolasi mikroba di usus halus dan usus buntu luwak. Mikroba probiotik itu kami pastikan tidak mengandung mikroba yang bersifat patogen atau penyakit,” – Guntoro. Dia memastikan proses isolasi mikroba itu dilakukan dengan bahan alami alias tanpa melibatkan bahan-bahan kimia.
Dengan demikian, lewat kopi luwak probiotik ini, kopi luwak dapat diproduksi berdasar kebutuhan dan tidak terbatas pada jumlah luwak atau kemampuan konsumsi luwak sebagaimana pada umumnya. Bubuk kopi luwak pada umumnya berharga relatif mahal, yakni Rp 1 juta-Rp 1,5 juta per kilogram. Kopi luwak juga menjadi andalan ekspor kopi bagi Indonesia.
“Kopi luwak probiotik juga melindungi populasi binatang luwak itu sendiri. Karena besarnya permintaan pada kopi luwak, pada umumnya kopi itu dihasilkan dengan cara menernakkan binatang luwak. Sekitar 10-30 persen dari luwak yang diternakkan itu mati atau lepas sehingga pasti akan memengaruhi populasinya,” – Guntoro.
Menurut Guntoro, dari segi rasa dan kenikmatannya, kopi luwak probiotik ini juga hampir sama dengan kopi luwak yang dihasilkan secara normal. Bahkan, dari pengakuan para penikmat kopi, cita rasa kopi luwak probiotik ini lebih lembut tetapi memiliki aroma kopi yang lebih kuat.
Guntoro mengaku, penelitian atas kopi luwak itu dilakukan secara swadaya sejak tiga tahun silam. Saat ini penemuan itu sedang dalam proses pematenan yang didaftarkan melalui Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian di Bogor yang berada di bawah koordinasi Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian. Bersamaan dengan proses itu, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, Jember, Jawa Timur, juga melakukan pengujian atas data ilmiah penelitian Guntoro.

KUPAS HABIS RAHASIA KOPI LUWAK

Kopi luwak yaitu buah kopi matang pohon yang dimakan oleh luwak (sejenis musang), kemudian dikeluarkan sebagai kotoran luwak tetapi biji-biji kopi tersebut tidak tercerna sehingga bentuknya masih dalam bentuk biji kopi. Jadi di dalam perut musang biji kopi mengalami proses fermentasi dan dikeluarkan lagi dalam bentuk biji bersama dengan kotoran Luwak. Selanjutnya biji kopi luwak dibersihkan dan diproses seperti kopi biasa.
Kopi luwak merupakan salah satu upaya meningkatkan nilai tambah komoditas kopi, di samping komoditas kopi biasa seperti kopi reguler Arabika dan kopi reguler Robusta. Proses unik pada sistem pencernaan luwak mampu menciptakan aroma lebih harum serta ada rasa pahit dan getir asam yang lebih khas dan special.
Kopi luwak merupakan jenis biji kopi yang termahal di dunia, sehingga sampai masuk ke Guiness Book of Records. Empat tahun belakangan ini harga kopi luwak di pasar internasional semakin meningkat, bahkan mencapai US$ 500/kg bentuk biji kering (kadar air 11,5%). Bandingkan dengan harga kopi biasa kualitas nomor 1 yang hanya US$ 4,5/kg.
Kemasyhuran kopi luwak telah terkenal sampai kemancanegara, bahkan di Luar Negeri, terdapat kafe yang menjual kopi luwak (Civet Coffee) dengan harga yang mahal. sejak dahulu, sewaktu penjajahan Belanda kopi luwak sudah menempati posisi pasar paling atas, baik dilihat dari sisi rasa maupun harga. Hanya saja, karena dulu kualitas produk belum terjaga secara berlanjut, harganya meskipun berada di posisi tertinggi tidak bisa dikerek lebih tinggi lagi. Penyebab utamanya, kopi luwak 100% masih tergantung pada alam.

Vice to Business: The ‘Blow Me' Franchise

Despite the overtly sexual connotation of the brand's name Blow Me, it's not what you think. Blow Me is a company that has found a way to make a profit from one of the other major vices on the planet; excessive alcohol consumption. Blow Me charges and fights the bad guys by administering onsite breathalyzer services.
Let's face it, when you're hosting an event or private party, it's too big of a responsibility to make sure that all of your guests are abiding by the legal limits. You don't want to be responsible for the catastrophic results that occur when a friend or family member has too much to drink and gets behind the wheel.


Blow Me administers breathalyzer tests during an event, or the morning after to make sure guests (including you!) are safe to drive. They use the same technology as UK police forces in order to get an accurate reading of a person's alcohol level. Of course, they don't physically detain people who have had too much to drink (though maybe that's another business concept or additional service to consider...think Dog the Bounty Hunter meets the LA County police force). But, they will do what they can to discourage drunk driving through education, awareness, and infliction of fear in an apparently non-threatening way.



The Blow Me staff also try to be as unobtrusive as possible, the website assures me; even abiding by your event's dress code. But don't worry; you'll still be able to recognize them. They'll be the guys and gals standing under the giant Blow Me signs, handing out brightly colored brochures, and of course shoving breathalyzer devices down your throat while possibly accusing you of intoxication.
Their rates start at 695 Euros, but you have to contact them directly in order to discuss your event requirements and learn more about the available packages. While it may not seem like the classiest option, and your guests may feel a bit like they are Paris Hilton being detained for a DUI; isn't this better than seeing someone you love (or at least tolerate) suffering from their drunk driving escapades?
So why not profit from one of the most widespread infractions in the nation, and do your part to help keep our streets safe? No one ever said one man's (or woman's) vice couldn't be another's payoff, right?
Blow Me has franchise opportunities, or start your own service on this side of the globe. This is certainly one concept that I can whole-heartedly advocate both from a business perspective and as a concerned citizen.
So what do you think? Could this be your next big business investment?
Beth Graddon-Hodgson
Guest Blogger
InventorSpot.com
Beth Graddon-Hodgson, our Guest Blogger, is a professional freelance writer, editor and founder of WriteSourcing.com. She is genetically predisposed to entrepreneurialism, and loves t